Jumat, 17 April 2015

Rumah Adat Mekongga

Rumah Adat Kolaka
Rumah Adat Mekongga
Rumah adat Mekongga terletak di tengah kota Kolaka dengan luas areal 2 Ha. Posisinya berada tepat di pinggir pantai dekat Pelabuhan Ferry Kolaka-Bajoe. Rumah adat itu berhadapan dengan Pantai Mandra yang diyakini warga setempat dapat menyembuhkan segala penyakit. Tak heran setiap hari banyak warga Kolaka yang menghabiskan waktunya untuk berendam di perairan pantai tersebut. 
    
Pemandangannya indah, suasana sejuk nan asri sehingga pantas dijadikan sebagai objek wisata. Olehnya itu, banyak warga lokal maupun dari luar daerah menginap di rumah adat. Apalagi tamu dapat menikmati pemandangan yang indah. Karena aktivitas warga di sore dan malam terpusat di depan rumah adat.  
    
Rumah Adat Mekongga merupakan rumah adat suku mekongga yang diduplikasikan dari peninggalan Bokeo Latambaga. Rumah adat ini juga tepat berdampingan dengan Masjid Agung Khaerah Ummah Kolaka yang dapat menampung 3.500 jamaah. Memiliki 10 miniatur rumah adat kabupaten/kota se Sultra yang berfungsi sebagai Cottage dan dapat dijadikan tempat menerima tamu-tamu Pemda Kolaka. Sedangkan bangunan induknya merupakan tempat pameran benda-benda peninggalan sejarah serta pelaksanaan prosesi upacara adat budaya Mekongga.
    
Seluruh dinding bangunan dicat dengan warna coklat. Pada bagian sisi kiri dan kanan rumah utama, terdapat 10 villa sederhana. Pada pelataran rumah adat, ditanami pohon kelapa yang mengelilingi seluruh sisi bangunan. Pada kolong rumah, terdapat kolam ikan yang luas. Jadi tamu yang punya hobi memancing menyalurkan minatnya. Pihak rumah adat menyiapkan sarapan pagi untuk semua tamu. 
    
Kunjungan wisata ke rumah adat Mekongga tak lepas dari cerita-cerita mistik. Banyak tamu yang dikejutkan dengan berbagai penampakan makhluk halus. Kadang tamu mendengar suara perempuan menjerit. Bahkan sesekali makhluk halus yang disebut-sebut sebagai "penghuni" rumah adat kerap menampakkan diri.  
    
Bagi tamu yang ribut, biasanya ditegur oleh penghuni rumah adat yang tak berwujud itu. Teguran itu berbentuk jeritan misterius. "Dari dalam ruangan kerap terdengar suara aneh. Bahkan tak jarang tamu yang menginap mengadu jika dihantaui bayang-bayang," ungkap Lina Arifin, salah seorang pengelola rumah adat Mekongga.
    
Mereka mengadu jika mendapat bisikan agar keluar dari kamar (tempat menginap para tamu). Seolah-olah dilarang untuk bermalam di kamar. Paling sering terjadi pada tamu yang bermalam di kamar nomor 6. Kebanyakan tamu perempuan yang selalu diganggu oleh "penjaga" rumah adat ini. Namun pasca dilakukan ritual agama, kejadian itu tidak pernah terulang lagi.
    
Pernah terjadi, cerita Lina Arifin, seorang tamu pergi ke toilet. Setelah kembali ke kamar, sontak kaget karena melihat sosok perempuan berambut panjang mengenakan pakaian berwarna merah yang sedang duduk di ranjang. Tamu tersebut pun langsung lari sembari berteriak karena tidak mengenal wanita tersebut. "Memang penampakan seperti itu sering terjadi," katanya.
    
Para pengelola rumah adat ini sudah terbiasa melihat penampakan sosok wanita mengenakan pakaian merah. Dengan seketika menghilang dan tidak diketahui kemana perginya.  "Penjaga rumah adat mekongga sudah sering melihat penampakan sosok seorang wanita. Mungkin saja itu penjaga rumah ini," katanya. 
    
Rumah adat Mekongga pernah juga digunakan sebagai lokasi pembuatan film. Kala itu, wanita yang tergabung dalam kelompok pembuat film itu kesurupan. Kabar yang didapat, wanita itu tak sadarkan diri karena sebuah cermin. "Benda itu diduga membuat mereka kesurupan," ungkapnya. 
    
Melihat pengalaman, kata Lina, biasanya orang yang kesurupan karena ribut dan tertawa terbahak-bahak. Olehnya itu, mungkin penghuni yang tak terlihat kasat mata menegur mereka. "Kalau sopan datang di sini dan tidak ribut, pasti tidak akan diganggu," tuturnya.  
    
Puluhan tahun lalu rumah adat ini merupakan lokasi penyelenggaraan MTQ. Namun pemerintah sudah mengalihkannya sebagai tempat penginapan. "Sekarang ini selalu digunakan untuk acara pesta dan kegiatan mahasiswa," katanya. 
    
Saat ini tamu yang menginap tidak terlalu banyak, kecuali pada hari libur. Berbeda jika masih banyak perusahaan tambang yang beroperasi. Kala itu bukan hanya warga lokal yang menginap namun juga warga negara asing. Misalnya, warga asal Tiongkok, Korea dan Nigeria. Rumah ini pernah dikontrakan kepada pihak ke  tiga selama tiga tahun. Namun awal tahun Januari 2015 pengelolaanya kembali diiambil alih oleh Dinas Pariwitasa Kolaka. 
    
Seorang warga Kolaka, Nawir mengatakan rumah adat Mekongga memang sangat bagus dijadikan objek wisata. Apalagi pemandanganya berhadapan langsung dengan Pantai Mandra. Jadi bila merasa penat, dapat terobati dengan panorama Laut Mandara. Pantai ini selalu dijadikan tempat berendam, karena dipercaya dapat menyembuhkan segala penyakit. "Olehnya itu banyak warga yang berendam," ungkapnya.
    
Kalau hari libur, rumah adat dan pantai ini dipadati oleh banyak orang. Mereka menjadikan tempat ini sebagai lokasi rekreasi. Biasanya mereka datang bersama keluarga. Ada yang datang olahraga, ada juga sekadar foto-foto. 

1 komentar:

  1. Harrah's Las Vegas Hotel & Casino - Mapyro
    Located in Las Vegas 아산 출장샵 Strip, Harrah's Las Vegas Hotel & 양주 출장안마 Casino 안동 출장마사지 is a 4-star property located on the north 광주광역 출장마사지 end of the Las Vegas Strip. The 경기도 출장마사지 hotel's

    BalasHapus